PENYEMBAHAN : SEGALANYA ALLAH.

Kita harus mengakui bahwa musik rohani beberapa tahun belakangan ini berkembang dengan sangat pesat. Hal ini ditandai dengan bertambah kayanya jenis musik rohani yang masuk dalam industri musik. Sehingga lagu-lagu rohani itu, baik yang kontemporer maupun yang masuk dalam kategori praise and worship kaya akan berbagai jenis musik. Saya melihat hal ini sebagai suatu kemajuan karena musisi Kristen terus memperbesar kapasitas dan melipatgandakan talenta yang sudah Tuhan percayakan. Saya menyebutnya sebagai suatu perubahan. Change is good! Kehidupan kekristenan adalah kehidupan yang dinamis dan bergerak dari masa ke masa. Begitulah memang seharusnya. Jadi kalau dalam perkembangan musik rohani pun terdapat perubahan (saya menyebutnya memasuki “musim baru”), itu berarti suatu kemajuan yang perlu kita semua sambut dengan gembira.



Sehubungan dengan perkembangan musik rohani, terutama untuk kategori Praise and Worship (meminjam istilah yang selama ini sudah mengakar di kalangan gereja untuk puji-pujian di dalam sebuah ibadah), seringkali saya mendengar perdebatan rekan-rekan sepelayanan yang kadang-kadang berakhir dengan suasana yang tidak enak. Berbeda pendapat dengan orang lain sebenarnya adalah hal yang biasa kalau kita menyikapinya dengan dewasa. Namun kalau perbedaan itu sampai ke taraf bahwa pendapatnya yang benar dan pendapat orang lain salah, itu menunjukkan ketidakdewasaan di dalam menyikapi perbedaan itu sendiri. Seorang hamba Tuhan dari Bali, Pdt. Timotius Arifin pernah berkata, “Tuhan menjadikan kita untuk bersatu, bukan untuk menjadi seragam.”

Perdebatan yang saya amati itu sebenarnya bukanlah hal yang esensi yaitu jenis dan warna musik yang diusung di dalam sebuah ibadah ataupun persekutuan ataupun apalah namanya. Perbebatan itu mengenai apakah lagunya beraliran tempo doeloe, pop, ballad, black music, hip hop, R’nB, jazz atau rock atau sebut saja aliran musik yang lain. Perdebatan itu belum lagi mengenai susunan/ urutan lagu-lagunya. Contohnya; kalau gereja si A, ibadah dimulai dengan dua lagu lambat, kemudian tiga lagu cepat, lalu satu lagu lambat lagi. Kalau di gereja si B, dimulai dengan tiga lagu cepat dulu, baru dua lagu lambat. Atau di gereja si C semuanya lagu lambat.



Dalam pelayanan, seringkali saya melihat hal ini sudah menjadi bahan lelucon dari para pelayan musik. Para pelayan musik yang saya maksudkan bisa pemain musik, pemimpin penyembahan (worship leader) dan para penyanyi latar (singers). Sayangnya perdebatan ini kadang sudah sampai tahap “menghakimi” urutan lagu yang dipakai di gereja tertentu. Kalau hal ini terus menerus terjadi dan sudah tersosialisasi maka akan timbul hubungan yang tidak sehat. Dan sangat disayangkan, sekali lagi yang dipermasalahkan adalah hal yang tidak esensi.



Sebenarnya apa sih esensi dari penyembahan? Apakah jenis lagu atau warna musiknya?



Di dalam Yohnaes 4:23 dikatakan, “Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah yang benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah yang demikian.” Di dalam percakapan dengan perempuan Samaria ini, Yesus memperkenalkan Allah sebagai Bapa. Kalau Yesus memperkenalkan Allah pencipta langit dan bumi ini sebagai Bapa dalam kaitannya dengan penyembahan kepada wanita Samaria itu, berarti Dia mau memperkenalkan hubungan antara bapa dengan anak kepada gerejanya. Bahwa penyembahan adalah sebuah hubungan. Bandingkan bagaimana hubungan kita dengan ayah kita, ibu kita, saudara kita, sahabat kita dan orang disekeliling kita.



Penyembahan adalah persembahan hidup kita kepada Tuhan. Penyembahan adalah sebuah dedikasi hidup sepenuhnya kepada Tuhan melalui gaya hidup kita sehari-hari. Puji-pujian kita adalah salah satu ekspresi dari penyembahan kita kepada Tuhan. puji-pujian, nyanyian syukur, mazmur ataupun nyanyian rohani ini dinaikkan karena sebuah dasar yang kuat, yaitu CINTA. Cinta yang lahir karena Dia yang terlebih dahulu mencintai kita dan menaruh cinta-Nya di dalam hati kita. Sebab itu kenapa kita bisa mencintai Dia. Orang yang tidak pernah merasakan bagaimana dicintai, tidak akan pernah bisa mencintai orang lain. Karena Tuhan sangat tahu akan hal ini, kenapa Dia memilih untuk mencintai kita terlebih dahulu. Sehingga kita mengerti apa artinya mencintai. Sehingga kita dapat mencintai Tuhan dari hati kita dan akal budi yang diperbaharui firman-Nya.



Jadi, di dalam sebuah kebaktian ataupun ibadah kita tidak perlu memperdebatkan urutan lagu lambat-lagu cepat. Tuhan juga nampaknya tidak terlalu berminat mempermasalahkan aliran jenis musik yang mengiringi sebuah puji-pujian. Kita sendiri yang seringkali mengkotak-kotakan aliran sebuah musik lebih baik dan lebih rohani dari aliran musik yang lain. Dalam hal ini saya lebih setuju kalau kita berbicara mengenai selera bermusik seseorang. Selera dan minat itu terkadang datangnya alamiah, meminjam istilah ‘udah dari sononya’. Ada orang suka musik keroncong, dangdut, pop, rock, jazz, hip hop, R’nB dan sebut saja berbagai aliran musik yang lain. Meskipun kita tidak familiar dengan aliran musik tertentu, kita perlu menerima orang lain dengan pilihan jenis musiknya. Tuhan menyukai keberagaman dan kekayaan berbagai jenis musik. Kalau tidak, tentu Tuhan menciptakan semua manusia dengan rupa yang sama dan bahkan dengna jenis musik yang sama. Dan kehidupan tentunya akan sangat membosankan. So, yang Tuhan cari adalah si penyembah. Worshipper. Asalkan kita menyanyikannya buat Tuhan dari hati yang penuh kasih dan gairah cinta, jujur, tulus dan dengan sikap hati yang hormat kepada Tuhan, maka Tuhan pasti menikmati pujian, penyembahan dan ucapan syukur dari anak-anak-Nya yang dibuat-Nya dengan jari-jemari tangan-Nya sendiri. Yang dihembuskan dengan nafas yang berasal dari mulut-Nya sendiri (Kejadian 2:7). Intinya sikap hati yang benar. Kalau kita hati kita benar, maka sikap hidup kita juga benar. Sikap hati yang terpancar dari dalam ke luar dan menjadi berkat bagi banyak orang.

So, worship is not about music, is not about a song, is not about chuch or religion. Worship is all about God. Seperti nyanyian karya Matt Redman, “I’m coming back to the heart of worship. And it’s all about You. It’s all about You. It’s all about You, Jesus.

by : Kendrick Sumolang

Selengkapnya...

WORSHIP LEADER : BEKALI DIRI ANDA !!!!

Membekali Diri Sebagai Seorang Pemimpin Pujian

I. Pengertian Musik Gerejawi
II. Maksud & Tujuan serta Nilai Hakiki Musik di Hadapan Tuhan
A. Penyembahan:
1. Kemuliaan Allah dan memuji Tuhan (Roma 11: 36; Matius 21:1)
2. Menyembah Allah
3. Memimpin dan mengarahkan jemaat kepada penyembahan dan ketaatan



B. Pengajaran:
1. Untuk bernubuat sebagai sarana untuk menyampaikan firman Tuhan, menghibur orang
2. Allah berbicara melalui musik yang diurapi Roh Kudus
3. Manusia dapat mengenal Allah me lalui musik
4. Untuk mengembangkan suatu hubungan pribadi yang intim dengan Allah
5. Membangun jemaat secara dinamis
6. Mengajar, menegur, menasihati (Kolose 3:16)
7. Melayani Tuhan dan memimpin kepada kedewasaan
C. Persekutuan dan kesaksian
1. Membangun dan mempertahankan persekutuan (Efesus 5:19)
2. Bersaksi/penginjilan (Kis. 2:42-43)
3. Senjata melawan iblis
D. Nilai hakiki musik yang dapat kita pelajari di hadapan Tuhan:
1. Merupakan korban persembahan kepada Allah
2. Merupakan pelayanan kita kepada Allah (Tawarikh 9:33; 16:4)
3. Merupakan kesaksian bagi Allah kepada umat-Nya dan dunia (Ulangan 31:14-32:1-43)
4. Merupakan teks book teologi setelah Alkitab
5. Diberkati oleh Allah (2 Tawarikh 5:12, 17; 7:1-3)
6. Bersifat kekal
7. Buatan tangan Allah (Matius 21:15-160)
III. Masalah yang dihadapi
A. Permasalahan dalam ibadah di kalangan kaum muda
1. Selera musik: suka mengikuti perkembangan zaman
2. Tidak merasa puas: tidak mengerti secara baik nilai teologis/makna ibadah
B. Mengatasi masalah yang dihadapi:
1. Pengajaran tentang makna dan tujuan puji-pujian dalam ibadah/persekutuan
2. Persiapan personal: pemimpin dan jemaat
3. Pemilihan lagu yang akan dinyanyikan
2 of 3
IV. Persiapan seorang pemimpin pujian
A. Segi peralatan
1. Alat-alat musik ditetapkan oleh gereja: agar ibadah rapi, sopan, tertib, dan indah
2. Mengerti fungsi peralatan musik dan menggunakannya secara benar:
a. Untuk melayani Allah di hadirat-Nya (1Tawarikh 16:4, 6, 37);
b. Untuk memuji Allah (1Tawarikh 23:5; Mazmur 33:2);
c. Untuk mengiringi penyanyi dalam sukacita dan puji-pujian (1Tawarikh 15:16);
d. Untuk memanggil dan memimpin jemaat dalam beribadah (Bilangan 10:1-10;
Mazmur 81:4);
e. Untuk menyatakan dan mengumumkan kehadiran Allah (Mazmur 47:6);
f. Untuk mengajar segala bangsa untuk memuji Allah (Mazmur 57:8-10)
B. Segi pemimpin dan pemain musik (4K)
1. Kekudusan
2. Ketaatan
3. Ketrampilan
4. Kepekaan
V. Kualitas kepemimpinan
A. Tugas dan tanggung-jawab
1. Memusatkan perhatian jemaat
2. Mengontrol jalannya kebaktian
3. Memberi motivasi pada jemaat
B. Ketrampilan seorang pemimpin pujian
1. Kemampuan untuk menyatukan anggota jemaat
2. Mengadakan kontak mata dengan jemaat
3. Projeksi suara
4. Susunan tempat duduk jemaat
5. Perencanaan dalam ibadah/persekutuan
6. Kemampuan untuk mengenal situasi dan penyesuaian diri
7. Memimpin dengan penuh semangat
C. Lima langkah untuk mengajar lagu baru secara efektif
1. Posisi yang baik: di mana Saudara, di mana jemaat
2. Cetakan/nomor lagu yang jelas
3. Penjelasan singkat latar belakang lagu
a. Sumber
b. Penulis
c. Infomasi lain
4. Menjelaskan kata-kata
5. Mengulangi lagu secara perlahan
D. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam jalannya persekutuan
1. Berapa banyak saya harus bergerak/pindah tempat?
2. Berapa kali saya mengulangi satu lagu?
3. Kapan saya mengajarkan lagu baru?
4. Berapa orang yang telah mengenal lagu baru yang akan diajarkan?
5. Apakah jemaat telah menguasai lagu yang baru?
3 of 3
VI. Persiapan terakhir seorang pemimpin pujian
A. Apakah pemain musik dan alat musiknya sudah siap?
B. Apakah suara Saudara cukup jelas, apakah Saudara memerlukan segelas air?
C. Apakah kertas nyanyian membantu jalannya persekutuan?
D. Apakah kertas nyanyian/OHP sudah disusun dengan baik, sehingga memudahkan kita
memasuki lagu yang lain?
E. Apakah Saudara sadar betapa penting dan mulianya tugas dan panggilan sebagai seorang
pemimpin pujian di rumah Tuhan?


Selengkapnya...