TIPS OLAH VOKAL

Untuk memulai latihan vokal yang baik itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan;

1. RELAX.
Seluruh badan mulai dari kepala sampai ujung kaki harus diberi latihan supaya santai.
Misal:
ambil napas pelan-pelan, lalu hembuskan. Diulang terus dengan teratur.


Bisa juga pada saat menghembuskan badan kamu bungkukkan badan (kayak posisi rukuk waktu sholat, tapi kepala nggak lihat ke depan, tapi ke bawah (bahkan agak ngeliat ke belakang lewat kolong kedua kaki), juntaikan tangan ke bawah. Digoyangkan biar relax. (posisi kedua telapak kaki lurus ke depan dengan jarak sejengkal di antara keduanya.
Lalu perlahan-lahan naik, angkat badan kamu, tapi tumpu kekuatan lewat punggung. Jadi kamu akan ngerasa kalau tulang belakang kamu itu perlahan-lahan naik ke atas ngikutin badanmu yang ikut tegak. Selama proses itu kamu bernapas dengan teratur. (Kalau ada temanmu, dia bisa memijat punggung sembari badanmu naik menuju posisi tegak.

Itu sangat membantu proses relaksasi.

2. Latih bagian rahang dengan huruf-huruf vokal dan konsonan. Ingat, rahang harus relaks.

A I U E O

latihan diafraghma:

huruf K-Ch-K-ch-sssst-th. dengan tempo cepat.
ho-ho-ho...ha-ha-ha

Lalu latihan wilayah nasal (hidung):
"nya-nya-nya" dengan benar-benar menekankan suara cempreng dari hidung.

Lalu latihan bibir
nyanyikan tangga nada dengan bibir terkatup jadi bunyinya bakal
"brrrrr-brrrr-brrr-brrr"
nyanyikan tangga nada, arpeggio, secara staccato (patah) maupun legato.

Latihan lidah
"La-la-la. ra ra ra, tatata."

(biar ga bosen bisa sekalian latih semuanya pakai tangga nada, arpeggio.)

3. Setelah sudah relaks, kamu baru boleh nyanyi.
Ketika nyanyi, harus konsentrasi dengan target nada. Napas harus teratur dan kontrol power dengan baik.


Intinya sih klo latihan tuh harus banyak minum,, Biar gak kering...

Selengkapnya...

PENYEMBAHAN : SEGALANYA ALLAH.

Kita harus mengakui bahwa musik rohani beberapa tahun belakangan ini berkembang dengan sangat pesat. Hal ini ditandai dengan bertambah kayanya jenis musik rohani yang masuk dalam industri musik. Sehingga lagu-lagu rohani itu, baik yang kontemporer maupun yang masuk dalam kategori praise and worship kaya akan berbagai jenis musik. Saya melihat hal ini sebagai suatu kemajuan karena musisi Kristen terus memperbesar kapasitas dan melipatgandakan talenta yang sudah Tuhan percayakan. Saya menyebutnya sebagai suatu perubahan. Change is good! Kehidupan kekristenan adalah kehidupan yang dinamis dan bergerak dari masa ke masa. Begitulah memang seharusnya. Jadi kalau dalam perkembangan musik rohani pun terdapat perubahan (saya menyebutnya memasuki “musim baru”), itu berarti suatu kemajuan yang perlu kita semua sambut dengan gembira.



Sehubungan dengan perkembangan musik rohani, terutama untuk kategori Praise and Worship (meminjam istilah yang selama ini sudah mengakar di kalangan gereja untuk puji-pujian di dalam sebuah ibadah), seringkali saya mendengar perdebatan rekan-rekan sepelayanan yang kadang-kadang berakhir dengan suasana yang tidak enak. Berbeda pendapat dengan orang lain sebenarnya adalah hal yang biasa kalau kita menyikapinya dengan dewasa. Namun kalau perbedaan itu sampai ke taraf bahwa pendapatnya yang benar dan pendapat orang lain salah, itu menunjukkan ketidakdewasaan di dalam menyikapi perbedaan itu sendiri. Seorang hamba Tuhan dari Bali, Pdt. Timotius Arifin pernah berkata, “Tuhan menjadikan kita untuk bersatu, bukan untuk menjadi seragam.”

Perdebatan yang saya amati itu sebenarnya bukanlah hal yang esensi yaitu jenis dan warna musik yang diusung di dalam sebuah ibadah ataupun persekutuan ataupun apalah namanya. Perbebatan itu mengenai apakah lagunya beraliran tempo doeloe, pop, ballad, black music, hip hop, R’nB, jazz atau rock atau sebut saja aliran musik yang lain. Perdebatan itu belum lagi mengenai susunan/ urutan lagu-lagunya. Contohnya; kalau gereja si A, ibadah dimulai dengan dua lagu lambat, kemudian tiga lagu cepat, lalu satu lagu lambat lagi. Kalau di gereja si B, dimulai dengan tiga lagu cepat dulu, baru dua lagu lambat. Atau di gereja si C semuanya lagu lambat.



Dalam pelayanan, seringkali saya melihat hal ini sudah menjadi bahan lelucon dari para pelayan musik. Para pelayan musik yang saya maksudkan bisa pemain musik, pemimpin penyembahan (worship leader) dan para penyanyi latar (singers). Sayangnya perdebatan ini kadang sudah sampai tahap “menghakimi” urutan lagu yang dipakai di gereja tertentu. Kalau hal ini terus menerus terjadi dan sudah tersosialisasi maka akan timbul hubungan yang tidak sehat. Dan sangat disayangkan, sekali lagi yang dipermasalahkan adalah hal yang tidak esensi.



Sebenarnya apa sih esensi dari penyembahan? Apakah jenis lagu atau warna musiknya?



Di dalam Yohnaes 4:23 dikatakan, “Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah yang benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah yang demikian.” Di dalam percakapan dengan perempuan Samaria ini, Yesus memperkenalkan Allah sebagai Bapa. Kalau Yesus memperkenalkan Allah pencipta langit dan bumi ini sebagai Bapa dalam kaitannya dengan penyembahan kepada wanita Samaria itu, berarti Dia mau memperkenalkan hubungan antara bapa dengan anak kepada gerejanya. Bahwa penyembahan adalah sebuah hubungan. Bandingkan bagaimana hubungan kita dengan ayah kita, ibu kita, saudara kita, sahabat kita dan orang disekeliling kita.



Penyembahan adalah persembahan hidup kita kepada Tuhan. Penyembahan adalah sebuah dedikasi hidup sepenuhnya kepada Tuhan melalui gaya hidup kita sehari-hari. Puji-pujian kita adalah salah satu ekspresi dari penyembahan kita kepada Tuhan. puji-pujian, nyanyian syukur, mazmur ataupun nyanyian rohani ini dinaikkan karena sebuah dasar yang kuat, yaitu CINTA. Cinta yang lahir karena Dia yang terlebih dahulu mencintai kita dan menaruh cinta-Nya di dalam hati kita. Sebab itu kenapa kita bisa mencintai Dia. Orang yang tidak pernah merasakan bagaimana dicintai, tidak akan pernah bisa mencintai orang lain. Karena Tuhan sangat tahu akan hal ini, kenapa Dia memilih untuk mencintai kita terlebih dahulu. Sehingga kita mengerti apa artinya mencintai. Sehingga kita dapat mencintai Tuhan dari hati kita dan akal budi yang diperbaharui firman-Nya.



Jadi, di dalam sebuah kebaktian ataupun ibadah kita tidak perlu memperdebatkan urutan lagu lambat-lagu cepat. Tuhan juga nampaknya tidak terlalu berminat mempermasalahkan aliran jenis musik yang mengiringi sebuah puji-pujian. Kita sendiri yang seringkali mengkotak-kotakan aliran sebuah musik lebih baik dan lebih rohani dari aliran musik yang lain. Dalam hal ini saya lebih setuju kalau kita berbicara mengenai selera bermusik seseorang. Selera dan minat itu terkadang datangnya alamiah, meminjam istilah ‘udah dari sononya’. Ada orang suka musik keroncong, dangdut, pop, rock, jazz, hip hop, R’nB dan sebut saja berbagai aliran musik yang lain. Meskipun kita tidak familiar dengan aliran musik tertentu, kita perlu menerima orang lain dengan pilihan jenis musiknya. Tuhan menyukai keberagaman dan kekayaan berbagai jenis musik. Kalau tidak, tentu Tuhan menciptakan semua manusia dengan rupa yang sama dan bahkan dengna jenis musik yang sama. Dan kehidupan tentunya akan sangat membosankan. So, yang Tuhan cari adalah si penyembah. Worshipper. Asalkan kita menyanyikannya buat Tuhan dari hati yang penuh kasih dan gairah cinta, jujur, tulus dan dengan sikap hati yang hormat kepada Tuhan, maka Tuhan pasti menikmati pujian, penyembahan dan ucapan syukur dari anak-anak-Nya yang dibuat-Nya dengan jari-jemari tangan-Nya sendiri. Yang dihembuskan dengan nafas yang berasal dari mulut-Nya sendiri (Kejadian 2:7). Intinya sikap hati yang benar. Kalau kita hati kita benar, maka sikap hidup kita juga benar. Sikap hati yang terpancar dari dalam ke luar dan menjadi berkat bagi banyak orang.

So, worship is not about music, is not about a song, is not about chuch or religion. Worship is all about God. Seperti nyanyian karya Matt Redman, “I’m coming back to the heart of worship. And it’s all about You. It’s all about You. It’s all about You, Jesus.

by : Kendrick Sumolang

Selengkapnya...

WORSHIP LEADER : BEKALI DIRI ANDA !!!!

Membekali Diri Sebagai Seorang Pemimpin Pujian

I. Pengertian Musik Gerejawi
II. Maksud & Tujuan serta Nilai Hakiki Musik di Hadapan Tuhan
A. Penyembahan:
1. Kemuliaan Allah dan memuji Tuhan (Roma 11: 36; Matius 21:1)
2. Menyembah Allah
3. Memimpin dan mengarahkan jemaat kepada penyembahan dan ketaatan



B. Pengajaran:
1. Untuk bernubuat sebagai sarana untuk menyampaikan firman Tuhan, menghibur orang
2. Allah berbicara melalui musik yang diurapi Roh Kudus
3. Manusia dapat mengenal Allah me lalui musik
4. Untuk mengembangkan suatu hubungan pribadi yang intim dengan Allah
5. Membangun jemaat secara dinamis
6. Mengajar, menegur, menasihati (Kolose 3:16)
7. Melayani Tuhan dan memimpin kepada kedewasaan
C. Persekutuan dan kesaksian
1. Membangun dan mempertahankan persekutuan (Efesus 5:19)
2. Bersaksi/penginjilan (Kis. 2:42-43)
3. Senjata melawan iblis
D. Nilai hakiki musik yang dapat kita pelajari di hadapan Tuhan:
1. Merupakan korban persembahan kepada Allah
2. Merupakan pelayanan kita kepada Allah (Tawarikh 9:33; 16:4)
3. Merupakan kesaksian bagi Allah kepada umat-Nya dan dunia (Ulangan 31:14-32:1-43)
4. Merupakan teks book teologi setelah Alkitab
5. Diberkati oleh Allah (2 Tawarikh 5:12, 17; 7:1-3)
6. Bersifat kekal
7. Buatan tangan Allah (Matius 21:15-160)
III. Masalah yang dihadapi
A. Permasalahan dalam ibadah di kalangan kaum muda
1. Selera musik: suka mengikuti perkembangan zaman
2. Tidak merasa puas: tidak mengerti secara baik nilai teologis/makna ibadah
B. Mengatasi masalah yang dihadapi:
1. Pengajaran tentang makna dan tujuan puji-pujian dalam ibadah/persekutuan
2. Persiapan personal: pemimpin dan jemaat
3. Pemilihan lagu yang akan dinyanyikan
2 of 3
IV. Persiapan seorang pemimpin pujian
A. Segi peralatan
1. Alat-alat musik ditetapkan oleh gereja: agar ibadah rapi, sopan, tertib, dan indah
2. Mengerti fungsi peralatan musik dan menggunakannya secara benar:
a. Untuk melayani Allah di hadirat-Nya (1Tawarikh 16:4, 6, 37);
b. Untuk memuji Allah (1Tawarikh 23:5; Mazmur 33:2);
c. Untuk mengiringi penyanyi dalam sukacita dan puji-pujian (1Tawarikh 15:16);
d. Untuk memanggil dan memimpin jemaat dalam beribadah (Bilangan 10:1-10;
Mazmur 81:4);
e. Untuk menyatakan dan mengumumkan kehadiran Allah (Mazmur 47:6);
f. Untuk mengajar segala bangsa untuk memuji Allah (Mazmur 57:8-10)
B. Segi pemimpin dan pemain musik (4K)
1. Kekudusan
2. Ketaatan
3. Ketrampilan
4. Kepekaan
V. Kualitas kepemimpinan
A. Tugas dan tanggung-jawab
1. Memusatkan perhatian jemaat
2. Mengontrol jalannya kebaktian
3. Memberi motivasi pada jemaat
B. Ketrampilan seorang pemimpin pujian
1. Kemampuan untuk menyatukan anggota jemaat
2. Mengadakan kontak mata dengan jemaat
3. Projeksi suara
4. Susunan tempat duduk jemaat
5. Perencanaan dalam ibadah/persekutuan
6. Kemampuan untuk mengenal situasi dan penyesuaian diri
7. Memimpin dengan penuh semangat
C. Lima langkah untuk mengajar lagu baru secara efektif
1. Posisi yang baik: di mana Saudara, di mana jemaat
2. Cetakan/nomor lagu yang jelas
3. Penjelasan singkat latar belakang lagu
a. Sumber
b. Penulis
c. Infomasi lain
4. Menjelaskan kata-kata
5. Mengulangi lagu secara perlahan
D. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam jalannya persekutuan
1. Berapa banyak saya harus bergerak/pindah tempat?
2. Berapa kali saya mengulangi satu lagu?
3. Kapan saya mengajarkan lagu baru?
4. Berapa orang yang telah mengenal lagu baru yang akan diajarkan?
5. Apakah jemaat telah menguasai lagu yang baru?
3 of 3
VI. Persiapan terakhir seorang pemimpin pujian
A. Apakah pemain musik dan alat musiknya sudah siap?
B. Apakah suara Saudara cukup jelas, apakah Saudara memerlukan segelas air?
C. Apakah kertas nyanyian membantu jalannya persekutuan?
D. Apakah kertas nyanyian/OHP sudah disusun dengan baik, sehingga memudahkan kita
memasuki lagu yang lain?
E. Apakah Saudara sadar betapa penting dan mulianya tugas dan panggilan sebagai seorang
pemimpin pujian di rumah Tuhan?


Selengkapnya...

PENYEMBAHAN ITU HARUS MENYALA 24 JAM !!!!!

Kesaksian dari dedengkot pujian penyembahan di Indonesia. Kita Simak yuk !!

Wawancara dengan Pdt. Prof. DR. Abraham Alex Tanuseputra, Ph.D (diambil dari WartaPlus Bethany edisi III, Desember 2004
Bicara soal pujian dan penyembahan dalam sejarah di Indonesia, nama Gereja Bethany Indonesia niscaya selalu disebut. Setiap hamba Tuhan pun paham kalau Gereja Bethany Indonesia merupakan gereja yang kali pertama menjadi trend setter praise and worship di negeri ini. Termasuk saat berbagai piranti musik modern masih dianggap tak layak digunakan sebagai instrumen dalam ibadah. Saat corak kebaktian yang rancak dianggap tak layak ditampilkan sebagai persembahan kepada Sang Raja.

Padahal, sejak era raja-raja dalam Perjanjian Lama, pujian dan penyembahan sudah menjadi warna yang melekat pada diri pahlawan-pahlawan Allah. Bahkan, sekalipun dunia memandang rendah hal itu.




Kisah Daud saat mengadakan perarakan pemindahan tabut Allah ke Yerusalem menjelaskan semuanya. Sesaat setelah menyadari kemurkaan Tuhan yang tak berkenan tabut itu diangkat dengan kereta, Daud menanamkan nilai pujian dan penyembahan amat tinggi pada perjalanan membawa tabut Allah.

Apabila pengangkat-pengangkat tabut Tuhan itu melangkah maju enam langkah, maka ia mengorbankan seekor lembu gemukan. Daud dan seluruh orang Israel menari-nari di hadapan Tuhan dengan sekuat tenaga, dengan diiringi sorak nyanyian, bunyi sangkakala, kecapi, gambus, rebana, kelentung dan ceracap. Dampaknya, ketika tabut Tuhan itu masuk ke Yerusalem dan melihat raja Daud meloncat-loncat serta menari di hadapan Tuhan, maka Mikhal – anak perempuan Saul yang diperisteri Daud - memandang rendah Daud dalam hatinya.

“Betapa raja orang Israel, yang menelanjangi dirinya pada hari ini di depan mata budak-budak perempuan para hambanya, merasa dirinya terhormat pada hari ini, seperti orang hina dengan tidak malu-malu menelanjangi dirinya!” kritik Mikhal.

Namun, bukan Daud namanya kalau kemudian jadi mengubah prinsip pujian dan penyembahannya kepada Tuhan. “Di hadapan Tuhan aku menari-nari… engkau akan memandang aku rendah, tetapi bersama-sama budak-budak perempuan yang kaukatakan itu, bersama-sama merekalah aku mau dihormati,” jawab Daud. Sebagai akibat tindakan yang merendahkan praise and worship yang Daud persembahkan itu, Mikhal binti Saul tidak mendapat anak sampai hari matinya.

MASUK RUANG MAHA KUDUS

Bertutur tentang pengertian praise and worship yang ditanamkan Tuhan kepada Gereja Bethany Indonesia, Gembala Sidang Gereja Bethany Indonesia Pdt. Prof. Dr. Abraham Alex Tanuseputra, Ph.D membeberkan pemahaman teologis.

Berdasarkan Ibrani 9:1-5, pola kemah kudus Allah memiliki urut-urutan lokasi. Di Halaman Kemah, terdapat mezbah korban bakaran, yang melambangkan penghapusan dosa. Lalu ada juga, kolam baptisan yang melambangkan baptisan air sebagai meterai.

Masuk Ruang Kudus, terdapat meja roti pertunjukan yang melambangkan pembentukan oleh firman. Ada pula pelita emas melambangkan pembentukan oleh Roh Kudus, serta mezbah dupa yang melambangkan pujian dan penyembahan.

Puncaknya adalah Ruang Maha Kudus, berisi tabut perjanjian yang melambangkan kehadiran Tuhan.

“Di sini kita dapat mengerti suatu kebenaran, bahwa untuk menaikkan pujian penyembahan yang posisinya sangat dekat dengan tabut perjanjian yaitu kehadiran Allah sendiri, setiap umat Tuhan harus melalui suatu proses pemulihan yang harus dimulai,” jelas Pdt. Alex.

Dipaparkannya, proses pemulihan itu dimulai dari penghapusan dosa sebagai bentuk penebusan, lalu dimeteraikan melalui baptisan air, dibentuk oleh firman Tuhan, dibentuk oleh Roh Kudus, dan akhirnya dilayakkan untuk memuji dan menyembah Tuhan. “Dalam fase akhir itulah, seorang penyembah dapat bertemu muka dengan Dia dan menerima segala berkat-berka-tNya,” urainya.

MEZBAH HARUS TERUS ’ON’

Prof. Dr. Abraham Alex Tanuseputra, Ph.D menjelaskan, posisi pujian dan penyembahan yang berada pada mezbah dupa menunjukkan lokasi paling dekat dengan peti perjanjian. Tak ada lagi tirai yang membatasi mezbah dupa dengan peti tabut perjanjian. “Karena itu, sebagaimana mezbah dupa itu harus terus menyala, maka pujian dan penyembahan kita juga harus terus hidup selama 24 jam dalam sehari,” tegasnya.

Saat diwawancarai Warta Plus Bethany seusai memimpin ibadah di Gereja Bethany Indonesia Nginden, Pdt. Alex menegaskan, yang namanya pujian dan penyembahan jangan hanya ’on’ selama di gereja saja. “Di sini ini kan pernyataannya, klimaksnya. Tapi, praise and worship itu harus terus menyala dalam kehidupan. Di mobil praise and worship, di rumah praise and worship, harus terus…, bukankah tubuh ini merupakan Bait Allah, dan kuasa Tuhan akan turun di sini,” ungkapnya.

Pdt Alex lalu menggambarkan kehidupan ini tak beda porsinya dengan jalannya Ibadah Raya di setiap pekan. Ia menjelaskan, komposisi jalannya ibadah yakni mencakup 50% pujian dan penyembahan, 25% penyampaian firman Tuhan, dan 25% lagi menampilkan manifestasi buah dan karunia Roh Kudus.

“Roh Tuhan bekerja di antara pujian dan penyembahan yang kita lakukan dalam seluruh ibadah, lalu seluruh kuasa itu keluar dalam panca indera kita,” tuturnya.

MENJADI PENYEMBAH YANG BENAR

Bagaimana menjadi pemuji dan penyembah yang benar? Pdt. Alex menggarisbawahi pentingnya kita untuk memiliki moral, karakter, perasaan, pikiran, serta citra Kristus. “Kalau citranya sebagai anak Allah tak keluar, Roh Kudus tak berfungsi,” tegasnya.

Menjadi pemuji dan penyembah yang benar berarti memberikan hal terbaik yang kita miliki. Baik itu kekuatan, suara, serta penggunaan alat musik sebagai sarana dalam ibadah. Secara khusus, Pdt. Alex menekankan bahwa semua jenis peralatan musik itu awalnya milik Tuhan. “Iblislah yang menyelewengkannya. Kita harus mengembalikan fungsinya untuk kemuliaan Allah,” kata pria 63 tahun yang masih tampil bugar ini.

Tak terpungkiri, kini penggunaan berbagai alat-musik dan nuansa ibadah rancak, yang mulanya dikembangkan Gereja Bethany Indonesia, kini menjadi trend pujian dan penyembahan di banyak tempat. “Tapi, kalau sebuah persekutuan belum siap mengembangkannya ya jangan dipaksakan. Mungkin karena understanding-nya belum paham,” tukasnya.

PRAISE AND WORSHIP SEMBUHKAN SI BUNGSU

Gembala Sidang Pdt. Prof. DR. Abraham Alex Tanuseputra tak pernah bosan mengisahkan dahsyatnya kuasa pujian dan penyembuhan.

Ia mengenang, putera terakhirnya, Andreas Tanuseputra, yang lahir sungsang. “Akibat peristiwa itu, Andre mengalami kelumpuhan hingga usia lima tahun,” ujarnya. Si kecil tak tumbuh normal. Tak bisa bicara dan sama sekali tak mampu berdiri, sebagaimana anak-anak seusianya berkembang secara fisik.

Namun, bukannya mengeluh, pasangan Pdt. Alex dan Yenny Oentari terus mendoakan Andre. Setiap hari, mereka memuji dan menyembah Tuhan dengan tak putus asa untuk kesembuhan Andre.

Pada usia lima tahun, kuasa pujian dan penyembahan mulai tampak. “Diawali dari gerakan kakinya, Andre kemudian mampu berjalan, bicara, hingga semua sembuh. 100%!” tegasnya.

Kini, si bungsu menjadi suami dari Lisda Andriany. Pasangan bahagia ini tengah menunggu kelahiran buah hati ketiganya. Tak ada yang menyangka, jalan hidupnya berubah karena pujian dan penyembahan.

Selengkapnya...

'MENU SPECIAL' PEMIMPIN PUJIAN

MAri kita belajar dari gereja lain. Nih dia !!

Profil Pdm. Filipus Eddy Indrayanto (diambil dari Warta Plus Bethany, Edisi III, Desember 2004)

SOSOK worship leader enerjik ini unik. Meski merasa mendapat karunia sebagai pemimpin pujian, anehnya, Filipus mengaku tak menguasai satu pun alat musik. “Tapi, Tuhan memampukan saya untuk membedakan nada,” kisahnya. Apa saja ‘menu’ jasmani dan rohaninya?

Dalam setiap Ibadah Raya di hari Minggu, rata-rata tiga kali Pdm. Filipus Eddy Indrayanto melayani sebagai worship leader. “Kadang sampai empat kali. Pagi dua kali di Nginden, sore di Manyar, lalu petang kembali ke Nginden,” papar ayah tiga putera ini.




Pria kelahiran 13 Maret, 32 tahun silam, dengan gamblang mengungkapkan, sebagai figur yang menjadi koordinator untuk menjadi jembatan penghubung penyembahan antara jemaat, pelayan musik-pujian yang lain, dan Tuhan, tugas seorang worship leader tidaklah ringan.

“Seorang worship leader harus memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan. Caranya, ia harus berhubungan erat dengan Tuhan setiap hari, dengan hari Minggu sebagai klimaks hubungan itu,” kata Filipus.

Inilah alasannya mengapa kebaktian hari Minggu disebut sebagai Ibadah Raya, “Sesuai namanya, Ibadah Raya itu adalah perayaan dan puncak pertemuan dengan Allah. Kalau setiap harinya itu namanya ibadah biasa.”

Ia menekankan, kalau konsep ‘bertemu Tuhan setiap hari’ diterapkan, tak akan lagi ditemukan fakta seorang worship leader baru mencari-cari pertemuan dengan Tuhan saat Ibadah Raya berlangsung.

“Itulah sebabnya banyak worship leader tak bisa menjadi jembatan antara musik, pengkhotbah dan jemaat, karena melulu menganggap bahwa waktu ibadah itu merupakan saatnya mencari Hadirat Tuhan,” keluhnya. Filipus menegaskan, seorang worship leader yang berhasil dalam pelayanannya harus terlebih dahulu memiliki hubungan baik dengan Tuhan.

Persiapan Minggu Subuh

Setiap kali mendapat kepercayaan pelayanan sebagai worship leader di Ibadah Raya, Filipus selalu menyediakan diri bangun tidur pada pukul tiga dini hari. “Baik saya harus memimpin pujian jam enam, jam tujuh, atau jam sepuluh pagi, bangun tidur tetap jam tiga pagi. Itu wajib hukumnya,” papar Filipus, yang juga menjadi pengerja sepenuh waktu di Gereja Bethany Indonesia Nginden sejak empat tahun lalu.

Pada pukul tiga subuh itulah ia memulai penyembahan secara pribadi. “Saya bawa dalam doa nama-nama pelayan Tuhan yang akan terlibat. Mulai dari pengkhotbah, tim musik, kelompok paduan suara, dan singer,” ceritanya. Filipus menyambung, “Lewat doa, hati kita terbuka dan peka sehingga bisa membawa satu pelayan dengan lainnya dalam harmonisasi pujian dan penyembahan.”

Begitulah, hubungan antar karakter dengan sesama pelayan Tuhan telah terselami dalam doa, hingga saat mereka saling bertemu di balik mimbar menjelang dimulainya acara, tinggal ice breaking saja. “Ya… guyon-guyon ringan untuk membangun keakraban. Seorang worship leader juga dituntut untuk bisa berkomunikasi sebaik-baiknya, karena bagaimana pun, karakter setiap orang kan berbeda-beda,” ucap pelayan Tuhan yang 17 tahun lalu mengawali kiprahnya di Persekutuan Doa 73, yang kini menjadi Gereja Bethany Indonesia di Sumurwelut, Surabaya.

Bagi Filipus, ada alasan lain mengapa ia harus bangun jam tiga pagi. “Pada waktu sepagi itu, pita suara kita masih lentur, sehingga dengan menaikkan penyembahan dan pujian sejak awal, pita ini jadi elastis. Hasilnya jauh lebih baik daripada mau melayani jam tujuh, tapi baru bangun jam enam pagi,” tuturnya. Sambil warming-up melatih pita suara, tak lupa Filipus melatih bagian lainnya dengan senam-senam kecil dan jogging di kamar mandi.

Meski telah menggeluti peran sebagai worship leader cukup lama, Filipus mengaku sama sekali tak bisa menguasai alat musik. “Talenta saya memang suara, tapi saya ini sama sekali tak bisa main musik. Ini memang aneh, karena umumnya pemimpin pujian itu pasti menguasai alat musik. Lha ini, nadanya saja saya nggak tahu. Tapi, Tuhan memberikan kepekaan untuk membedakan nada satu dengan nada lainnya,” tukasnya.

Jangan Tergantung Seorang ‘Idola’

Istirahat yang cukup sebagai kunci persiapan fisik juga menjadi perhatian utama Filipus. “Tiap Sabtu, saya berkomitmen, jam terakhir untuk pelayanan adalah jam delapan malam. Setelah itu, jam sepuluh malam, saya sudah harus berangkat tidur,” jabarnya. Ada pula ‘menu khusus’ sebelum tampil. Dua hari sebelum acara, Filipus tak bakal menyentuh air dingin, gorengan dan tak lupa selalu mereguk minuman hangat.

Bagaimana dengan fenomena adanya jemaat yang ‘mengidolakan’ seorang worship leader? Filipus tak terlalu mempersoalkan hal itu. Dengan catatan, jemaat harus tetap memiliki hubungan baik dengan Tuhan. Sehingga tak sampai menimbulkan kesan ‘ketergantungan’ dalam memuji dan menyembah. “Siapapun yang memimpin, kalau ia punya hubungan yang dekat dengan Tuhan, pasti akan ‘tembus’ dengan Tuhan. Kalau mayoritas jemaat seperti itu, cara memimpinnya jadi mudah,” jelas pria bertubuh subur ini.

Sebaliknya, kalau kebanyakan jemaat tampil dengan membeda-bedakan figur worship leader, itu berarti kehidupan rohaninya belum matang. “Ia selalu tergantung siapa yang di depan. O, pemimpin pujian yang ini enak, tapi yang itu ‘ngangkat’,” ungkapnya. Keadaan seperti ini jugalah yang kerap kali membuat seorang worship leader merasa ‘berat’ dan ‘gak ngangkat’ dalam memimpin praise and worship. “Sebenarnya bukan masalah ngangkat atau tidaknya. Bukan soal ‘nembus’ hadirat Tuhan atau tidak, karena hadirat Allah itu pasti ada. Masalahnya, jemaat bisa merasakan hadirat itu atau tidak. Semua tergantung pada kesiapan pribadi jemaat. Kalau jemaatnya dewasa, pasti tidak akan terpengaruh siapa yang memimpin,” simpulnya. (Jj)

Selengkapnya...

PRINSIP-PRINSIP BERDOA

Di bawah ini akan dibahas mengenai prinsip-prinsip dalam berdoa.

1. Syarat-syarat Allah menjawab doa:
a. Merendahkan diri
b. Berbalik dari jalan2 kita yang jahat
c. Bersimpatilah
d. Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan
e. Doakanlah kebahagian, kesejahteraan dan perlindungan bagi mereka yang
menentang dan melawan kita
f. Mengasihi, berbelas kasihan dan sopan.



2. Pengajaran-penajaran lain tentang doa:
a. Pengajaran Yudas (Yudas 1:20-21 Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang
kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan
berdoalah dalam Roh Kudus. 1:21 Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah
sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal).

Pengajaran Yudas berarti membangun diri kita sendiri di atas dasar iman kita yang
paling suci dan kita harus selalu berdoa kepada Tuhan.

b. Pengajaran Yakobus (Yak 5:13-16 Kalau ada seorang di antara kamu yang
menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia
menyanyi! 5:14 Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil
para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan
minyak dalam nama Tuhan. 5:15 Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan
orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa,
maka dosanya itu akan diampuni. 5:16 Karena itu hendaklah kamu saling mengaku
dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila
dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya).

Pengajaran Yakobus berarti jika ada seseorang yang menderita baiklah dia berdoa
bagi orang itu, jika ada orang sakit baiklah kita memanggilkan penatua untuk
mendoakannya supaya didoakan dalam nama Tuhan dan menjadi sembuh. Doa
yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit dan hendaklah kita saling
mendoakan.

c. Pengajaran Paulus (Ef 1:16-19 akupun tidak berhenti mengucap syukur karena
kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, 1:17 dan meminta kepada
Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan
kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. 1:18 Dan
supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan
apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian
yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus,1:19 dan betapa hebat kuasa-Nya
bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya).

Pengajaran Paulus mengajarkan kepada kita bagaimana kita berdoa dan
apa yang harus didoakan oleh orang benar yaitu agar Allah memberikan
roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.

d. Pengajaran Yohanes (3 Yoh 1:2 Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga
engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti
jiwamu baik-baik saja).

Pengajaran Yohanes berarti doa yang berbicara mengenai 3 area hidup kita
yaitu secara rohani, fisik, dan materi.

e. Pengajaran Petrus (1 Pet 3:1-7) Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah
kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman,
mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, (3:2) jika
mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu. (3:3)
Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang
rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang
indah-indah, (3:4) tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi
dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan
tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. (3:5) Sebab demikianlah caranya
perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan
yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
(3:6) sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan
kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.
(3:7) Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu,
sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari
kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.

Pengajaran Petrus mengajarkan tentang hubungan antara anggota keluarga
untuk saling menghormati dan tunduk agar tidak menghalangi doa2 kita.

3. Doa iman

Doa iman adalah doa yang lahir dari rhema Firman Tuhan dan kita
mendeklarasikan atau menyatakan pewahyuan yang Tuhan taruh/berikan
dan didalam doa iman ini kita harus percaya di dalam hati kita dan percaya
bahwa kita telah menerima apa yang kita doakan.

4. Bagaimana mendoakan doa iman.

Pelajari janji-janji Allah di dalam Firman Tuhan/alkitab untuk diri kita.
Setelah yakin akan janji Allah, yang kita perlukan adalah benar/hidup benar
dan ucapkanlah doa itu dengan perkataan/mendeklarasikan.
Pada saat pikiran yang meragukan menyerang kita, ucapkanlah dan akuilah
janji-janji Allah dan mengucapkan syukur kepada Allah, bahwa doa kita itu
sudah digenapi. Tetap teguh dan kokoh maka doa kita pasti digenapi.

5. Empat langkah dalam berdoa syafaat.

a. Berjalanlah melalui pintu-pintu gerbang
Menyingkirkan otoritas yang membuat orang jauh untuk datang kehadirat
Allah.

b. Persiapkan jalan bagi umat; bukalah jalan raya
Persiapkanlah jalan bagi umat-Nya untuk datang kepada Allah melalui
keselamatan dengan membangun jalan raya di dalam roh.

c. Singkirkan batu-batu
Mendoakan agar dijauhkan dari penghalang2 yang mencoba
menghalangi orang datang kepada Allah seperti,
ketidaklayakan (perasaan bersalah), ketakutan.

d. Tegakkanlah suatu standar
Membagikan Firman Tuhan kepada orang-orang yang didoakan.



Selengkapnya...

PENDOA SYAFAAT

Biasanya pendoa-pendoa syafaat sering dilupakan oleh orang dalam suatu kegiatan kerohanian, karena perannya dibelakang layar dan sering tugas yang satu ini dilupakan orang, padahal pendoa syafaat memegang andil besar dalam keberhasilan suatu kegerakan atau misi yang akan dijalankan, misalkan dalam suatu penginjilan daerah baru, pendoa syafaat diumpamakan dalam medan perang adalah spion-spion yang diterjunkan kedaerah musuh untuk lebih dahulu menguasai permedanan lawannya, dia menguasai dan menyerang daerah lawan, berada di tengah-tengah musuh, penghubung dengan Panglimanya untuk menguasai daerah musuh dan sekaligus menjadi pendamai.


Pendoa Syafaat adalah Kawan Sekerja Allah, Tuhan ingin bekerja sama dengan kita untuk mencapai tujuannya agar setiap manusia dapat diselamatkan! Oh betapa luar biasa Tuhan kita!, kita dianggapnya sebagai mitra kerjaNya, Dia tidak memandang kita berlatar belakang berpendidikan atau tidak, Dia hanya melihat hati dan kerinduan kita, apakah kita mengasihi Dia yang telah berkorban utk kita? dan Tuhan berkata . Dan barang siapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-KU dan AKU pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diriKU kepadanya (Yohanes 14 : 21b), pertanyaannya sekarang apakah kita mengasihi Dia? Kalau jawaban Saudara ya turutilah perintahNya (Yohanes 14: 15), dan Tuhan pasti akan menyatakan diriNya dalam kehidupan Saudara dan memberikan hati yang mengasihi orang lain, baik untuk didoakan agar orang yang didoakan itu diselamatkan, dan kita diperintahkan juga untuk berdoa tak putus-putusnya bagi saudara2 kita dan orang-orang Kudus (Efesus 6 : 18-19) dan Saudara telah menjadi Kawan Sekerja Allah, dan Tuhan akan membukakan rahasia2 dan memberitahukan hal-hal yang kau tidak ketahui (Yeremia 33:3)

Ketika Saudara mulai merasakan beban atau kebutuhan utk berdoa bagi seseorang , maka yakinlah bahwa Tuhan Yesus/Roh Kudus ada mempunyai rencana atas keselamatan orang tsb dengan membuat Saudara menjadi Mitra dalam doa akan membuat dampak yang berpengaruh atas orang yang didoakan utk diselamatkan.

Tindakan Pendoa Syafaat adalah untuk :

* Peperangan : Berhadapan dengan setan, dan menguasainya dalam nama Tuhan Yesus Kristus mewakili orang atau daerah yang kita doakan.
* Mengerang : Berhadapan dengan Bapa Surgawi mewakili seseorang melalui ratap tangis, berdoa, memohon untuk seperti orang tsb.

Pengaruh dan Kuasa seorang pendoa syafaat : Pendoa syafaat sejati selalu datang menghadap Tuhan mewakili orang2 lain

Aku mencari ditengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahan negeri itu dihadapanKU, supaya jangan Kumusnahkan, tetapi AKU tidak menemuinya. Yehezkiel 22 : 30

Didalam Alkitab perjanjian lama ada contoh seorang tokoh Abraham sebagai pendoa syafaat untuk menyelamatkan kota Sodom dan Gomora, bagaimana Abraham tawar menawar dengan Allah yang hendak membinasakan kedua kota tsb.

Disini kita dapat mengetahui betapa Allah menghargai seorang Pendoa Syafaat, walaupun toh Sodom dan Gomora achirnya dihancur leburkan oleh Allah karena disana tidak ada orang benar kurang dari 10 orang, dan Allah sebelumnya membuka rahasia rencanaNya utk memusnahkan kedua kota tsb. kepada Abraham /pendoa syafaat (Kejadian 18 : 17), jadi sangatlah mulia seorang pendoa syafaat dihadapan Tuhan, yang membuat Tuhan berpikir dan membicarakan rahasia2 rencanaNya pada pendoa syafaat.

Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa IA, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikn bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8 : 27-28).

Bagaimana doa-doa syafaat dipanjatkan dan tepat sasaran:

* Doa syafaat harus mengalir keluar dari hati yang terjalin dengan Allah secara terus menerus sebagai pekerjaan runtinitas yang perlu dikerjakan karena Tuhan yang menaruh beban2 doanya dengan tidak jemu2nya.
* Doa syafaat bukan Pertemuan Doa seperti yang biasa dalam event2 KKR hanya tampak ceremonial saja, Tetapi Gaya Hidup yang mempunyai hubungan dengan Tuhan Yesus sebagaimana Dia sedang berdoa syafaat Kepada Bapa menjadi perantara antara manusia dengan Bapa Surgawi (Roma 8 : 34)
* Doa syafaat adalah kemitraan dengan Tuhan Yesus bukan pertunjukan seperti dalam concert doa, dan berdoa atas Apa yang menjadi pikiran Roh Allah, tidak tergantung pada berapa lama kita berdoa, atau pakai metode-metode utk berdoa.
* Pendoa sejati mulai dari dalam hati Bapa yang ditanamkan kedalam pendoa syafaat melalui Roh Kudus(Roma 8 : 26).
* Pendoa Syafaat sejati adalah seorang pendamai Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai (Yakobus 3 : 18).

Mari kita jadikan doa sebagai Gaya Hidup orang percaya, minta kepada Roh Kudus untuk menuntun kita dalam doa, agar Tuhan menyingkapkan rahasia-rahasia yang direncanakan untuk negeri kita ini, kita mulai berdoa untuk Saudara2, orang tua, Tetangga dan teman-teman terlebih mereka yang belum mengenal Tuhan Yesus. Tuhan memberkati!


Penulis : Daniel Alamsjah

Selengkapnya...